Jumat, 31 Mei 2013

Krisis Eropa



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda Yunani menimbulkan efek domino. Istilah efek domino diambil dari analogi sebuah permainan domino itu sendiri, dimana ketika satu domino jatuh kearah barisan domino selanjutnya. Definisi dari analogi tersebut adalah penyebaran suatu perubahan yang dapat menjalar terus menerus sampai masalah tersebut dapat dihentikan (Ardhi, 2012). Efek domino tersebut adalah keadaan yang terjadi pada krisis ekonomi Yunani telah menjalar ke negara-negara lain uni Eropa, antara lain Spanyol, Italia, dan Portugal. Akibatnya, Uni Eropa secara keseluruhan mengalami krisis ekonomi. Tidak berhenti sampai di situ, krisis tersebut mulai menjalar ke ekonomi global, menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Masih segar dalam ingatan bahwa sebenarnya dunia ini baru saja dihantam krisis ekonomi pada 2008. Hanya selang beberapa tahun, dunia ini sudah kembali mengalami ancaman krisis ekonomi (Kompasiana, 2012).
Masalah krisis Eropa merupakan permasalahan perekonomian Internasional, sesuai dengan pengertian mengenai Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Dampak krisis ini juga mulai terasa di Indonesia melalui jalur keuangan dan jalur perdagangan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1.      Apa yang menimbulkan terjadinya krisis Eropa?
2.      Apa dampak dari krisis eropa bagi Negara Indonesia?
3.      Apa Problem Solving yang dapat diberikan untuk menghambat pengaruh krisis di Eropa terhadap perekonomian Indonesia?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Tinjauan Pustaka
a.      Perekonomian Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara.
Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka Ekonomi Internasional permasalahan pokok yang dihadapi dalam Ekonomi Internasional sama dengan ilmu ekonomi, yaitu masalah kelangkaan Produk, dan masalah pilihan produk, yang diartikan produk adalah barang dan jasa serta ide yang dibutuhkan dan dihasilkan oleh manusia.
Dari pengertian ekonomi international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
Dalam Segi Ilmiah,
Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada kegiatan–kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa. Dalam Segi Praktisnya, Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang–orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain.
Tujuan Ekonomi International adalah untuk mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll. Perbedaan–perbedaan dalam sifat dan cara–cara antara pedagangan international dengan perdagangan–perdagangan dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini : Perbedaan Negara menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang, peraturan bea, dsb. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan, adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar. Perbedaan yang disebabkan oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural (Salim, 2010).



B.     Analisis
1.      Keadaan di Negara Eropa
Krisis di wilayah Eropa kali ini merupakan krisis yang lebih berat ketimbang di Amerika Serikat. Ini mengingat Uni Eropa terdiri atas 27 negara, sementara AS merupakan satu negara. Penyelesaian krisis Eropa sampai saat ini masih mengalami kebuntuan. Bermula dari masalah keuangan yang terjadi di Yunani sehingga Uni Eropa dan Dana Moneter Internasionl (IMF) harus mengucurkan dana talangan yang besar (bailout), kemudian menyusul Portugal dan Irlndia. Baru-baru ini, Italia dan Spanyol yang berada di bawah tekanan pasar obligasi dan utang bank serta pertumbuhan yang lemah. Lembaga pemeringkat utang Standard & Poor's menurunkan peringkat Italia satu level, dari A+/A+1 menjadi A/A-1. Tidak hanya itu, Standard & Poor's menilai prospek pertumbuhan ekonomi Italia dalam kategori "negatif". Hasil survei Standard & Poor's terbaru itu dipublikasikan stasiun berita BBC, 20 September 2011 (dalam artikel Sondang Mariani Rajagukguk, 01/11/2011). Oleh karena itu Italia membutuhkan suntikan dana penyelamatan Eropa yang cukup besar juga.
George Soros (dalam artikel Sondang Mariani Rajagukguk, 01/11/2011) sudah pernah meramalkan krisis yang berlangsung di Eropa, dalam diskusi panel tentang risiko terhadap demokrasi liberal di Eropa, dia mengatakan bahwa mata uang Eurolah sebagai penyebab krisis di Eropa, dan memprediksi negara-negara lemah akan meninggalkan Euro. Soros lalu memberikan beberapa rekomendasi agar negara-negara itu melakukan beberapa langkah penyelamatan.
1.      Pertama, simpanan di bank harus memberikan proteksi untuk mencegah operasional bank lemah.
2.      Kedua, beberapa bank yang mengalami kegagalan di negara mereka harus tetap berfungsi untuk menjaga ekonomi.
3.      Ketiga, sistem perbankan Eropa akan direkapitulasi dan diawasi secara terpisah. Dia mengakui bahwa langkah itu membutuhkan sebuah kesepakatan Uni Eropa yang baru dan menimbulkan kontroversi yang besar, khususnya Jerman, yang menjadi penentang kuat dalam langkah penjaminan utang. Publik Jerman masih berpikir apakah akan mendukung Euro atau meninggalkannya. "Itu adalah kesalahan", tulis Soros.

Krisis keuangan Eropa dan AS memiliki dampak terhadap sektor keuangan domestik, kondisi perekonomian Global serta gejolak harga yang selanjutnya memberi dampak terhadap perekonomian domestik (Gambar 1). Pengaruh krisis Global terhadap perekonomian domestic mengalir melalui beberapa kemungkinan transmisi yaitu: (1) transmisi moneter dan keuangan melalui perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang, kredit, dan yield surat utang pemerintah; (2) transmisi fiscal seperti utang luar negeri; (4) transmisi perdagangan berupa ekspor dan impor; (5) transmisi investasi berupa FDI dan Portfolio dan (6) transmisi komoditas berupa perubahan harga komoditas. Dampak krisis keuangan Eropa dan AS ke pasar keuangan dalam negeri berupa perubahan harga saham dimana pasar bereaksi terhadap berita dan kondisi eksternal dan internal. Kemudian nilai tukar juga mengalami pelemahan karena adanya aksi jangka pendek investor menarik portfolionya. Selain itu, dampak lainnya adalah kenaikan yield surat utang pemerintah karena dipengaruhi oleh sentimen Global akibat adanya ketidakpastian di pasar Global serta kemungkinan adanya pengetatan kredit bila terjadi resesi ekonomi Global.

2.      Dampak di Negara Indonesia
Stabilitas dan ketahanan ekonomi hingga bulan November 2011 masih terjaga meskipun dihadapkan pada kondisi Global yang masih tidak menentu. Hal ini tercermin dari beberapa indikator antara lain inflasi yang masih terkendali, cadangan devisa yang masih mencukupi, kondisi perbankan yang cukup baik, kondisi fiscal yang relatif baik dan ekonomi domestic yang masih  menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, perekonomian nampaknya sensitif terhadap sentimen negatif pasar yang menyebabkan nilai tukar Rupiah dan IHSG melemah seiring dengan pelarian modal portfolio Global ke aset-aset yang dipandang lebih sebagai safe haven (BAPEMNAS, 2011).
Krisis ekonomi yang melanda Yunani menimbulkan efek domino. Berturut-turut ekonomi Irlandia, Portugal, Italia, dan Spanyol terguncang. Dampak krisis ini juga mulai terasa di Indonesia melalui jalur keuangan dan jalur perdagangan. Jalur keuangan terlihat dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jalur perdagangan terlihat melalui penurunan ekspor. Data terlihat pada gambar 2.



3.      Problem Solving yang diberikan untuk menghambat pengaruh krisis di Eropa terhadap perekonomian Indonesia yaitu:
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, tiga solusi untuk terkait ekspor di Indonesia maka ada tiga solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah:
·         Pertama harus gigih mencari pasar baru. Melihat pasar-pasar Afrika dan Asia Tengah belum optimal maka harus dimanfaatkan, masih banyak ruang yang belum kita masuki, lebih lanjut, ia mengatakan Indonesia harus meningkatkan ekspor pada beberapa barang komoditas yang dianggap unggul seperti minyak sawit dan karet, serta produk tekstil maupun alas kaki.
·         Solusi kedua, Memperkuat pasar jangan tergantung dengan pasar, pasar yang sudah ada harus tetap kita jaga.  Memperkuat pasar domestik yang saat ini sedang berkembang pesat karena meningkatnya daya beli masyarakat terutama kelas menengah baru. jadi kuncinya meningkatkan perdagangan dalam negeri, kuncinya konektiviti, infrastruktur menghilangkan hambatan, antar provinsi tidak saling menghalangi, hilangkan hambatan-hambatan. Jangan menjadi hambatan karena peraturan-peraturan yang tidak penting yang dikeluarkan.
·         Ketiga, menurunkan biaya logistik yang dirasa masih tinggi dan menyebabkan produk dalam negeri sulit bersaing karena saat ini produk impor justru banyak beredar di pasar lokal.















BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

            Kondisi krisis eropa yang berdampak pada Negara Indonesia dari sisi perdagangan yaitu ekspor dan impor yang mengalami penurunan dalam kurun waktu 2009 hingga 2012. Dapat kami simpulkan bahwa usaha yang dapat dilakukan yaitu Indonesia dapat melakukan diversifikasi ekspor. Selain harus gigih mencari pasar baru. Melihat pasar-pasar Afrika dan Asia Tengah belum optimal maka harus dimanfaatkan, memperkuat pasar domestik yang saat ini sedang berkembang pesat karena meningkatnya daya beli masyarakat terutama kelas menengah baru, menurunkan biaya logistik yang dirasa masih tinggi dan menyebabkan produk dalam negeri sulit bersaing karena saat ini produk impor justru banyak beredar di pasar lokal.

















DAFTAR PUSTAKA


Ø  Bangun, Dhany Saputra. 2012. Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia dan Volatilitasnya Terhadap Makro Ekonomi Indonesia. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58117. diakses pada 20 November 2012
Ø  BAPEMNAS, 2011, Dampak krisis global di Indonesia
Ø  Kompas.com, 2012
Ø  Kompasiana, Opini. Kurniawan, paulus teguh. 2012. Kapitalisme: Penyebab Krisis Ekonomi Global?. http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/08/21/kapitalisme-penyebab-krisis-ekonomi-global/. diakses pada 20 November 2012
Ø  Salim, Jul Fahmi, 2010. Pengertian dan Ruang Lingkup Internasional. http://guahantu09.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-ruang-lingkup-ekonomi.html. diakses 22 November 2012

2 komentar: