BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Krisis ekonomi yang melanda Yunani
menimbulkan efek domino. Istilah
efek domino diambil dari analogi sebuah permainan domino itu sendiri, dimana
ketika satu domino jatuh kearah barisan domino selanjutnya. Definisi dari
analogi tersebut adalah penyebaran suatu perubahan yang dapat menjalar terus
menerus sampai masalah tersebut dapat dihentikan (Ardhi, 2012). Efek domino
tersebut adalah keadaan yang terjadi pada krisis ekonomi Yunani telah menjalar
ke negara-negara lain uni Eropa, antara lain Spanyol, Italia, dan Portugal.
Akibatnya, Uni Eropa secara keseluruhan mengalami krisis ekonomi. Tidak
berhenti sampai di situ, krisis tersebut mulai menjalar ke ekonomi global,
menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Masih segar dalam ingatan
bahwa sebenarnya dunia ini baru saja dihantam krisis ekonomi pada 2008. Hanya
selang beberapa tahun, dunia ini sudah kembali mengalami ancaman krisis ekonomi
(Kompasiana, 2012).
Masalah krisis Eropa merupakan permasalahan perekonomian
Internasional, sesuai dengan pengertian mengenai Ekonomi Internasional adalah
Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang
transanksi dan permasalahan Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang
meliputi perdagangan dan keuangan atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta
maupun Pemerintah) dan kerjasama ekonomi antar negara. Dampak krisis ini juga mulai terasa di Indonesia melalui jalur keuangan
dan jalur perdagangan.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang maka rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1.
Apa
yang menimbulkan terjadinya krisis Eropa?
2.
Apa
dampak dari krisis eropa bagi Negara Indonesia?
3.
Apa Problem Solving yang
dapat diberikan untuk
menghambat pengaruh krisis di Eropa terhadap perekonomian Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan
Pustaka
a. Perekonomian
Internasional
Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transanksi dan permasalahan
Ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi perdagangan dan keuangan
atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan kerjasama
ekonomi antar negara.
Sebagai bagian dari ilmu ekonomi maka Ekonomi Internasional
permasalahan pokok yang dihadapi dalam Ekonomi Internasional sama dengan ilmu
ekonomi, yaitu masalah kelangkaan Produk, dan masalah pilihan produk, yang
diartikan produk adalah barang dan jasa serta ide yang dibutuhkan dan
dihasilkan oleh manusia.
Dari pengertian ekonomi
international tersebut dibagi menjadi 2 yaitu :
Dalam Segi Ilmiah, Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada kegiatan–kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa. Dalam Segi Praktisnya, Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang–orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain.
Dalam Segi Ilmiah, Ekonomi International adalah bagian atau cabang dari Ilmu Ekonomi yang diterapkan pada kegiatan–kegiatan ekonomi antar Negara atau antar bangsa. Dalam Segi Praktisnya, Ekonomi International adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar Negara, bangsa maupun antara orang–orang perorangan dari Negara yang satu dengan Negara yang lain.
Tujuan Ekonomi International adalah untuk mencapai tingkat
kemakmuran yang lebih tinggi bagi umat manusia. Tujuan itu dapat dicapai dengan
mengadakan kegiatan – kegiatan dalam bidang perdagangan, investasi, perkreditan,
pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dll. Perbedaan–perbedaan dalam sifat
dan cara–cara antara pedagangan international dengan perdagangan–perdagangan
dalam negeri disebabkan oleh hal – hal dibawah ini : Perbedaan Negara
menyebabkan adanya perbedaan dalam hukum peraturan jual beli, uang, peraturan
bea, dsb. Perbedaan bangsa dan daerah menyebabkan perbedaan dalam kebiasaan,
adat istiadat, kesukaaan, musim dan kondisi pasar. Perbedaan yang disebabkan
oleh keadaan politik, social, ekonomi dan cultural (Salim, 2010).
B. Analisis
1. Keadaan
di Negara Eropa
Krisis di wilayah Eropa kali ini merupakan krisis yang lebih
berat ketimbang di Amerika Serikat. Ini mengingat Uni Eropa terdiri atas 27
negara, sementara AS merupakan satu negara. Penyelesaian krisis Eropa sampai
saat ini masih mengalami kebuntuan. Bermula dari masalah keuangan yang terjadi
di Yunani sehingga Uni Eropa dan Dana Moneter Internasionl (IMF) harus
mengucurkan dana talangan yang besar (bailout), kemudian menyusul
Portugal dan Irlndia. Baru-baru ini, Italia dan Spanyol yang berada di bawah
tekanan pasar obligasi dan utang bank serta pertumbuhan yang lemah. Lembaga
pemeringkat utang Standard & Poor's menurunkan peringkat Italia satu
level, dari A+/A+1 menjadi A/A-1. Tidak hanya itu, Standard & Poor's
menilai prospek pertumbuhan ekonomi Italia dalam kategori "negatif".
Hasil survei Standard & Poor's terbaru itu dipublikasikan stasiun
berita BBC, 20 September 2011 (dalam artikel Sondang Mariani Rajagukguk,
01/11/2011). Oleh karena itu Italia membutuhkan suntikan dana penyelamatan
Eropa yang cukup besar juga.
George Soros (dalam artikel Sondang Mariani Rajagukguk,
01/11/2011) sudah pernah meramalkan krisis yang berlangsung di Eropa, dalam
diskusi panel tentang risiko terhadap demokrasi liberal di Eropa, dia
mengatakan bahwa mata uang Eurolah sebagai penyebab krisis di Eropa, dan
memprediksi negara-negara lemah akan meninggalkan Euro. Soros lalu memberikan
beberapa rekomendasi agar negara-negara itu melakukan beberapa langkah
penyelamatan.
1. Pertama, simpanan di bank harus memberikan
proteksi untuk mencegah operasional bank lemah.
2. Kedua, beberapa bank yang mengalami
kegagalan di negara mereka harus tetap berfungsi untuk menjaga ekonomi.
3. Ketiga, sistem perbankan Eropa akan
direkapitulasi dan diawasi secara terpisah. Dia mengakui bahwa langkah itu
membutuhkan sebuah kesepakatan Uni Eropa yang baru dan menimbulkan kontroversi
yang besar, khususnya Jerman, yang menjadi penentang kuat dalam langkah penjaminan
utang. Publik Jerman masih berpikir apakah akan mendukung Euro atau
meninggalkannya. "Itu adalah kesalahan", tulis Soros.
Krisis keuangan Eropa dan AS memiliki dampak terhadap sektor
keuangan domestik, kondisi perekonomian Global serta gejolak harga yang
selanjutnya memberi dampak terhadap perekonomian domestik (Gambar 1). Pengaruh
krisis Global terhadap perekonomian domestic mengalir melalui beberapa
kemungkinan transmisi yaitu: (1) transmisi moneter dan keuangan melalui
perubahan suku bunga, nilai tukar mata uang, kredit, dan yield surat utang
pemerintah; (2) transmisi fiscal seperti utang luar negeri; (4) transmisi
perdagangan berupa ekspor dan impor; (5) transmisi investasi berupa FDI dan
Portfolio dan (6) transmisi komoditas berupa perubahan harga komoditas. Dampak
krisis keuangan Eropa dan AS ke pasar keuangan dalam negeri berupa perubahan
harga saham dimana pasar bereaksi terhadap berita dan kondisi eksternal dan
internal. Kemudian nilai tukar juga mengalami pelemahan karena adanya aksi
jangka pendek investor menarik portfolionya. Selain itu, dampak lainnya adalah
kenaikan yield surat utang pemerintah karena dipengaruhi oleh sentimen Global
akibat adanya ketidakpastian di pasar Global serta kemungkinan adanya
pengetatan kredit bila terjadi resesi ekonomi Global.
2. Dampak
di Negara Indonesia
Stabilitas dan ketahanan ekonomi hingga bulan November 2011
masih terjaga meskipun dihadapkan pada kondisi Global yang masih tidak menentu.
Hal ini tercermin dari beberapa indikator antara lain inflasi yang masih
terkendali, cadangan devisa yang masih mencukupi, kondisi perbankan yang cukup
baik, kondisi fiscal yang relatif baik dan ekonomi domestic yang masih menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Meskipun
demikian, perekonomian nampaknya sensitif terhadap sentimen negatif pasar yang
menyebabkan nilai tukar Rupiah dan IHSG melemah seiring dengan pelarian modal
portfolio Global ke aset-aset yang dipandang lebih sebagai safe haven
(BAPEMNAS, 2011).
Krisis ekonomi yang melanda Yunani
menimbulkan efek domino. Berturut-turut ekonomi Irlandia, Portugal, Italia, dan
Spanyol terguncang. Dampak krisis ini juga mulai terasa di Indonesia melalui
jalur keuangan dan jalur perdagangan. Jalur keuangan terlihat dari anjloknya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Jalur perdagangan terlihat melalui
penurunan ekspor. Data terlihat pada gambar 2.
3.
Problem Solving yang diberikan untuk menghambat pengaruh krisis di Eropa terhadap perekonomian
Indonesia yaitu:
Menurut Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, tiga solusi untuk terkait ekspor di Indonesia
maka ada tiga solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah:
·
Pertama
harus gigih mencari pasar baru. Melihat pasar-pasar Afrika dan Asia Tengah
belum optimal maka harus dimanfaatkan, masih banyak ruang yang belum kita masuki,
lebih lanjut, ia mengatakan Indonesia harus meningkatkan ekspor pada beberapa
barang komoditas yang dianggap unggul seperti minyak sawit dan karet, serta
produk tekstil maupun alas kaki.
·
Solusi
kedua, Memperkuat pasar jangan tergantung dengan pasar, pasar yang sudah ada
harus tetap kita jaga.
Memperkuat pasar domestik yang saat ini sedang berkembang pesat
karena meningkatnya daya beli masyarakat terutama kelas menengah baru. jadi
kuncinya meningkatkan perdagangan dalam negeri, kuncinya konektiviti,
infrastruktur menghilangkan hambatan, antar provinsi tidak saling menghalangi,
hilangkan hambatan-hambatan. Jangan menjadi hambatan karena peraturan-peraturan
yang tidak penting yang dikeluarkan.
·
Ketiga,
menurunkan biaya logistik yang dirasa masih tinggi dan menyebabkan produk dalam
negeri sulit bersaing karena saat ini produk impor justru banyak beredar di
pasar lokal.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kondisi krisis eropa yang berdampak
pada Negara Indonesia dari sisi perdagangan yaitu ekspor dan impor yang
mengalami penurunan dalam kurun waktu 2009 hingga 2012. Dapat kami simpulkan
bahwa usaha yang dapat dilakukan yaitu Indonesia dapat melakukan diversifikasi
ekspor. Selain harus gigih mencari pasar baru. Melihat pasar-pasar Afrika dan
Asia Tengah belum optimal maka harus dimanfaatkan, memperkuat pasar domestik yang saat ini sedang berkembang pesat
karena meningkatnya daya beli masyarakat terutama kelas menengah baru,
menurunkan biaya logistik yang dirasa masih tinggi dan menyebabkan produk dalam
negeri sulit bersaing karena saat ini produk impor justru banyak beredar di
pasar lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Bangun, Dhany Saputra. 2012. Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia dan
Volatilitasnya Terhadap Makro Ekonomi Indonesia. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58117. diakses pada 20 November 2012
Ø BAPEMNAS, 2011, Dampak krisis global di Indonesia
Ø http://infografis.kompas.com/read/2012/06/15/230651/Dampak.Krisis.Eropa.di.Indonesia. diakses pada 4 desember 2012
Ø http://www.ekon.go.id/news/2012/06/06/menko-perekonomian-beberkan-3-solusi-atasi-dampak-krisis-eropa. diakses pada 4 desember 2012
Ø Kompas.com, 2012
Ø Kompasiana, Opini. Kurniawan, paulus
teguh. 2012. Kapitalisme: Penyebab Krisis Ekonomi Global?.
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/08/21/kapitalisme-penyebab-krisis-ekonomi-global/. diakses pada 20 November 2012
Ø Salim, Jul Fahmi, 2010. Pengertian dan Ruang Lingkup Internasional.
http://guahantu09.blogspot.com/2011/07/pengertian-dan-ruang-lingkup-ekonomi.html.
diakses 22 November 2012
oke,,makasih ya.
BalasHapusoke sama2 bu, semoga bermanfaat.
BalasHapus