RRC terbentuk pada tanggal 1 Oktober 1949
setelah mengalami kekacauan yang panjang. Saat ini RRC mencoba sistem
komunis dengan inspirasi Maoisme, dan secara bertahap membuka pintu
kembali dengan negara luar. Saat ini RRC yang kaya akan tenaga kerja,
sumber daya alam dan bahan baku industri menjadi sasaran investasi
besar-besaran Jepang, Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, dan
negara-negara dari seluruh dunia. Teknologi industri Cina termasuk dalam
jajaran negara-negara besar dunia, mulai dari teknologi nuklir, roket,
dan obat-obatan tradisional.
Dahulu sebelum tahun 1990, RRC
sering diisukan sebagai bahaya perdamaian di Asia dengan potensi
teknologi persenjataan dan ideologi, tetapi belakangan anggapan ini
berangsur hilang berkat kemampuan diplomasi dan strategi Cina yang dapat
menyesuaikan dengan kecenderungan politik global. Kini pada saat
pemerintahan Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao Cina
memiliki pendapatan sosial bruto 1.290 USD dengan pertumbuhan ekonomi
9-10% per tahun. Pertumbuhan ekonomi ini dimulai ketika Deng Xiaoping
mengeluarkan kebijakan perombakan tata ekonomi RRC.
A. DENG XIAO PING SEBAGAI TOKOH REFORMASI CINA
Deng
Xiaoping menaiki tangga politik hingga sampai ke puncak setelah melalui
jalan berliku, terjal, dan berbatu-batu. Ia pernah menjadi teman dekat
Mao, tetapi juga pernah menjadi lawan politiknya yang paling dibenci.
Ketika revolusi kebudayaan meletus pada tahun 1966, korban yang pertama
kali terbabat adalah Deng. Sampai-sampai Deng dipaksa bekerja di ladang
di desa-desa pedalaman dan tidur di kandang sapi.
Deng seorang
komunis tulen tetapi berbeda dengan Mao. Deng tidak menganggap politik
sebagai panglima. Bagi Deng, pandangan politik haruslah komunis, tetapi
ekonomi tidak harus. Sebab tujuan pembangunan ekonomi Cina adalah
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Tidak peduli apakah jalan yang
ditempuh untuk itu ditempuh dengan jalan kapitalis. Berkat
pandangan-pandangan Deng yang kapitalis itulah reformasi ekonomi di Cina
Daratan bergemuruh.
Gambar : Deng Xiaoping
Sejak
kanak-kanak, sekalipun ia lahir dari keluarga kaya, Deng peka terhadap
penderitaan rakyat. Ia nyaris seperti budha yang sedih melihat
penderitaan orang lain. Orangtuanya pernah berharap Xiansheng atau Deng
kecil menjadi pendeta tetapi Deng memilih politik. Hanya saja ia
politikus yang menganggap politik bukan segala-galanya. Perhatian Deng
lebih pada ekonomi. Kecenderungan ekonominya memang sangat besar,
samapai-sampai ia tidak peduli, apakah jalan yang ditempuh melenceng
dari Marxisme-Leminimisme sehingga tidak disukai ketua Mao.
Dalam
membangun ekonomi Cina dia memiliki tantangan berat yang datang dari
Mao Zedong. Semua jabatan baik dalam partai maupun pemerintahan ditarik.
Deng menjadi sasaran hujatan dan harus diasingkan di pedalaman
Nanchang. Bahkan anak lelakinya Deng Pufang, seorang mahasiswa yang
cerdas mengalami siksaan yang berat. Mao memang tidak menghabisi Deng,
konon Deng diselamatkan oleh sahabatnya PM Zhou Enlai yang berhasil
membujuk Mao agar Deng diampuni.
Lelaki kelahiran Paifangchun,
propinsi Sichuan ini, awal 1960 bersama Presiden Liu Shaoqi yang
berpandangan sama yaitu menciutkan anggaran Partai Komunis Cina untuk
mengatasi kelaparan yang melanda rakyat. Deng dan Shaoqi bisa agak bebas
mengambil kebijaksanaan karena waktu itu ia menjabat Sekjen Partai
Komunis Cina sedang Liu Shaoqi adalah presiden.
Namun sekapitalis
atau semoderatnya Deng Xiaoping, ia masih seorang komunis yang tetap
akan menegakkan komunisme dan membela ideologi tersebut. Buktinya Deng
Pula yang memerintahkan tentara untuk memberantas para mahasiswa
pengunjuk rasa di Tiananmen karena dianggap sudah kelewat batas dan
membahayakan sendi-sendi komunisme. Orang kemudian tahu terpaksa atau
tidak Deng bersekutu dengan tokoh-tokoh garis keras militer untuk
memerangi para pengunjuk rasa yang sebagian besar mahasiswa. Para
pengamat kemudian menyebut Deng seorang reformis–konservatif.
Namun
lepas dari kekuatan dan kelemahannya, tidak bisa dipungkiri Deng
Xiaoping adalah orang besar Cina setelah Mao. Cita-citanya yang tak
pernah padam adalah melihat Cina yang kaya dan makmur. Orang tidak tahu
persis apakah Deng tokoh yang benar-benar moderat, yang jelas pada tahun
1970-an ia pernah membangun dinding demokrasi. Disini rakyat boleh
menyampaikan kata hati termasuk mengkritik partai dan pemerintah. Ketika
kritik-kritik itu mulai menyerang dirinya, sekitar 1979, Deng
memerintahkan agar para pengkritik itu ditangkap. Dinding demokrasi
akhirnya tak terlihat lagi.
Gambar : Deng Xiaoping
B. REFORMASI CINA DAN PERAN DENG XIAOPING DIDALAMNYA
Berakhirnya
reformasi kebudayaan yang merupakan masa terkelam dalam sejarah Cina
menjadi awal reformasi ekonomi Deng Xiaoping. Setelah Mao wafat pada
September 1976, pemerintahan sementara dikuasai oleh Hua Guofeng.
Akhirnya Deng Xiaoping kembali dipanggil untuk mengimbangi kelompok
empat. Kemudian Deng bersama kelompoknya melakukan transformasi ekonomi
menuju kapitalis, yang akhirnya membawa kemajuan-kemajuan bagi Cina
meskipun menghadapi berbagai tantangan juga.
Ada beberapa hal
yang menjadi kunci keberhasilan reformasi ekonomi Cina yaitu pertama
Deng melakukan reformasi secara hati-hati, bertahap, pragmatis dan
kesabaran. Dalam melakukan reformasi, Cina lebih dulu meletakkan arah
reformasi dan tidak terburu-buru melihat hasil. Hal ini tampak dari
hasil yang baru dinikmati pada awal tahun 1990-an, padahal reformasi
dimulai sejak 18 Desember 1978. Kedua keberhasilan Cina disebabkan
keberhasilam dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan hukum.
1. Reformasi dibidang politik
Dalam
bidang politik, Deng berhasil mewujudkan stabilitas nasional yang
penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi, serta adanya
dukungan politik terhadap kepemimpinan nasional. Keberhasilan Cina mampu
menghindari benturan sejarah, dengan mengakui bahwa Cina telah tumbuh
melelui tahapan revolusi, rekonstruksi, dan reformasi. Jadi Cina
mengakui bahwa keberhasilan hari ini tidak lepas dari modal sejarah masa
lalu. Itu sebabnya Cina mampu menempatkan pemimpin-pemimpin nasionalnya
pada tempat terhormat, apapun kesalahan dan kekeliruan yang telah
dibuatnya karena jasa mereka tidak bisa dihilangkan oleh kesalahannya.
Akhirnya tidak ada kebencian dan permusuhan antar generasi.
2. Reformasi dibidang ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi ini dimulai ketika Den Xiaoping mengeluarkan kebijakan
perombakan tata ekonomi RRC. Gagasan perombakan ini dituangkan dalam
gagasan empat bentuk modernisasi RRC. Empat bentuk modernisasi ini
mencakup bidang pertanian, industri, iptek, dan militer. Gagasan ini
dikemukakan pada sidang pleno ketiga kongres Sentral Komite ke–XI Partai
Komunis Cina (PKC) pada tahun 1978. Sidang ini menjadi arena kritik
kesalahan-kesalahan Mao Tse Tung dalam menangani berbagai masalah,
termasuk bidang ekonomi. Serangan tersebut terutama dilancarkan oleh
Deng Xiaoping. Deng Xiaoping melihat pertumbuhan ekonomi negara-negara
tetangga terutama Jepang dan Korea Selatan lebih maju dibandingkan
dengan RRC. Sehingga memberi inspirasi bagi Deng Xiaoping untuk
merekomendasikan perombakan tata ekonomi RRC. Menurut Deng Xiaoping hal
ini perlu dilakukan karena kemunduran ekonomi RRC dapat memberi peluang
terhadap keresahan sosial di dalam negeri, hal ini juga dapat memberi
kesan dan citra negatif bagi RRC.
Reformasi ekonomi dimulai di
sektor pertanian. Pada tahun 1978, Deng kembali menghidupkan kebijakan
sistem intensif Liu Shaoqi yang diperkenalkan pada awal tahun 1960an.
Kebijakan ini termasuk pasar bebas, kepemilikan tanah pribadi, dan
tanggung jawab petani dalam mengatur tanah pertanian mereka sendiri
menurut kontrak penetapan quotabkeluarga setiap rumah tangga. Kebijakan
ini menemukakan dua tipe kontrak yaitu
1. Baochan daohu, yang mengharuskan rumah tangga memenuhi quota negara dan keperluan wilayahnya.
2.
Baogan daohu, membolehkan rumah tangga untuk memperoleh hasil produksi
yang lebih setelah terlebih dahulu memenuhi kebutuhan negara dan
desanya.
Pemerintahan Deng juga menghapuskan sistem komune rakyat
dan diganti dengan pemerintahan administrasi setempat. Keuntungan
sistem ini adalah meningkatkan semangat petani untuk bekerja lebih keras
dan meningkatkan pendapatannya. Deng berhasil memperoleh dukungan dari
800 juta petani. Deng Xiaoping juga lebih mementingkan hal-hal yang
tidak searah pemikiran Mao Tse Tung, seperti penekanan pentingnya
pertumbuhan ekonomi, pemberian kebebasan terbatas, orientasi keuntungan
material, pemekaran kembali nilai-nilai tradisional, dan konfusianisme.
Langkah selanjutnya yang dilaksanakan Deng Xiaoping adalah upaya
mengurangi pengaruh kebijakan Mao yang dianggap merupakan panghalang
bagi kebijakan modernisasi Reformasi di Cina hanya terbatas pada
reformasi ekonomi, dengan membuka ekonomi Cina dengan dunia luar,
memperkenalkan ekonomi pasar, dan mengundang investor asing ke Cina.
Deng
Xiaoping yang juga terkenal sebagai seorang pragmatis mengajak para
untuk meninggalkan sementara masalah-masalah ideologi seperti masalah
pertentangan kelas, penguasaan alat-alat produksi secara ketat oleh
negara, dan bentuk penerapan ideologi kaku lainnya. Di sisi lain Deng
Xiaoping mendorong RRC ke arah upaya-upaya peningkatan produksi nasional
meskipun perlu melakukan manajemen kapitalistik yang sangat
kontradiktif dengan ideologi komunis.
Langkah ekonomi reformasi
Cina diikuti dengan mengembangkan industri manufaktur, untuk memperluas
dan meningkatkan usaha kecil menengah dan wiraswasta. Bukan Cuma
reformasi di pedesaan, reformasi di perkotaan juga dilakukan dengan
memprioritaskan untuk memperkuat perusahaan negara dengan memisahkan
kepemilikan dari fungsi operasional, memperkenalkan sistem tanggung
jawab kontrak perindustrian, serta perusahaan-perusahaan besar milik
negara dapat dengan sukarela menjadi perusahaan bersama dengan tanggung
jawab yang dibatasi.
Cina memprioritaskan kepada sektor ekonomi
yang dapat menghasilkan pertumbuhan yang pesat tanpa intervensi
pemerintah yang besar. Cina juga membuka untuk penanaman modal asing
(PMA). Untuk membawa Cina ke dalam perekonomian global, kebijakan yang
diambil adalah kebijakan pintu terbuka (Kaifang Zhenzheb). Tujuan
kebijakan ini adalah untuk memperlancar jalannya modernisasi melalui
pengembangan teknologi dan kemampuan serta menarik para investor. Selain
itu, kebijakan pintu terbuka juga menerapkan 3 cara alih teknologi
yaitu joint venture counter trade dan zona eksklusif khusus. Hasilnya
adalah ekspor dan produksi Cina meningkat dengan tajam dan dalam waktu
yang singkat tanpa pengeluaran dana pemerintah yang besar. Reformasi
ekonomi di bidang administrasi juga dilakukan bertahap dan berhasil
mengatasi hiperinflasi dan depresiasi. Pemerintah juga mendirikan
lembaga-lembaga yang memungkinkan untuk mengendalikan inflasi, juga
pembaharuan sistem perbankan dan pengembangan pasar modal.
3. Reformasi dibidang budaya
Untuk
menciptakan kondisi masyarakat yang mampu mendukung reformasi ekonomi,
Cina juga melakukan reformasi budaya yang dikenal dengan “Liberalisasi
Pikiran”. Masyarakat Cina adalah masyarakat yang kokoh mempertahankan
nilai-nilai tradisional, terutama pengaruh konfusianisme yang kuat pada
petani-petani tradisional. Pengaruh yang kuat ini disebabkan rentang
sejarah panjang, disamping Cina merupakan negara agraris dengan petani
yang mencapai hampir 80% dari penduduk Cina. Reformasi ini dimaksudkan
untuk menyesuaikan sisi-sisi pengaruh konfusianisme dan budaya petani
tradisional yang kurang sesuai dengan semangat pembangunan Cina.
Di
satu sisi liberalisasi pikiran menentang konsep perekonomian terencana
dan terpusat yang dianggap unggul, pengendalian badan-badan usaha oleh
pemerintah serta konsep sama rata yang tidak sejalan dengan konsep laba
atau bisnis. Di sisi lain, liberalisasi pikiran mendorong masyarakat
Cina untuk mengaktualisasikan diri, aktualisasi diri itu merupakan sikap
yang bertentangan dengan ajaran konfusianisme yang menekankan ajaran
kebersamaan. Oleh sebab itu Deng mengatakan bahwa “kaya adalah mulia’.
Selain itu, liberalisasi pikiran bertujuan untuk mengikis sikap petani
tradisional yang pada umumnya cepat puas dan berpedoman bahwa hidup
bukan untuk bekerja, tetapi bekerja untuk hidup sehingga kerja tidak
untuk mencapai prestasi.
4. Reformasi dibidang hukum
Bagi
Cina yang amat penting adalah bagaimana mereka mengawali reformasi
dengan penegakan hukum yang konsisten dan keteladanan poemimpin. Hukum
bukan untuk dikompromikan, tetapi dilaksanakan dengan teguh. Hukum harus
dipaksakan, kesadaran baru timbul yang baru kemudian menjadi kebiasaan.
Hukum berlaku bagi semua, termasuk juga pemerintah-pemerintahnya.
Reviewer: Ivan Sujatmoko - ItemReviewed: Cina Era Deng Xiaoping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar