Rabu, 10 April 2013

Sekilas Perang Dunia II

PERANG DUNIA II
(1939-1945)
A.    Pendahuluan
Sebelum kita membicarakan tentang Perang Dunia II, sebaiknya ditinjau terlebih dahulu peta dunia eropa sebelum Perang Dunia II sebagai gambaran singkat serta kesimpulan dari apa yang diuraikan sebelum ini.
Dilihat dari Perang Dunia I, ada Negara-negara menang, seperti Prancis, Inggris, Amerika dan Italia. Negara-negara kalah, seperti: Jerman, Austria, Hongaria dan Turki. Sedang Rusia lebih dulu mengadakan perdamaian dengan Jerman di Brest Litovsk. Dilihat dari segi politisi ideology timbul dan berkembangnya Negara Demokrasi dan Kapitalis, seperti: Amerika, Inggris, Prancis dan Skandinavia. Dan timbulnya Negara-negara Totaliter, seperti: Jerman (Naziisme), Italia (Fasisme), Jepang (Militerisme), dan Rusia (Komunisme).

Sebab-sebab Perang Dunia II
            Sebab umum pertama, dapat dilihat dari segi ekonomi nasional Negara Eropa yang erat kaitannya dengan perjanjian Versailles dan krisis ekonomi Eropa/Dunia. Sebab ekonomi ini dapat dijabarkan sebagai berikut: a. gagalnya Negara demokrasi untuk mencapai stabilisasi politik dan ekonomi akibat kemerosotan ahlak Negara di dunia dan kesengsaraan dan kegelisahan di antara bangsa di dunia; b.jerman, Italia dan Jepang menamakan diri mereka bangsa yang miskin karena Negara demokrasi tidak memberikan kesempatan dalam menikmati bahan mentah dan pasaran dunia; c. Negara Eropa Amerika menginginkan neraca perdagangan yang menguntungkan sehingga melancarkan perang Ekonomi dengan pajak yang tinggi (proteksi), mempertahankan nilai uang.
            Sebab umum kedua, anarki Internasional dan Militerisme, seperti: a. adanya persekutuan dan perjanjian diplomatic antara Negara-negara yang merasa kecewa; b. kegagalan Liga Bangsa Bangsa dalam perlucutan senjata, menyebabkan Negara-negara mempersiapkan diri untuk mempersenjatai negaranya untuk memperkuat diri sehingga anggaran biaya untuk persenjataan meningkat tajam pada setiap Negara.
            Sebab umum ketiga, adalah pertentangan ideology. Timbulnya pertentangan tajam antara Negara demokrasi (Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat) dengan negara totaliter Nazi Jerman dan Fasis Italia. Negara totaliter menuduh bahwa Negara demokrasi telah gagal dalam memecahkan kesulitan ekonomi. Mereka mengatakan bahwa system totaliter akan dapat menciptakan suatu tertib masyarakat yang secara logis bagi dunia baru.
            Sebab umum keempat, kesukaran psikologis. Secara psikologis dapat dirasakan bahwa adanya kekosongan mengenai kepentingan bersama umat manusia sebagai suatu kegagalan besar bahwa pendidikan belum dapat meyakini orang untuk menganggap perang sebagai suatu hal yang tidak sesuai lagi dalam masyarakat yang telah mempunyai peradaban tinggi.
Sebab Khusus
            Sebab khusus ini dilihat dari beberapa kejadian yang bersifat politis militer yang terjadi sebelum Perang Dunia II meletus. Sebab khusus ini juga ada kaitan erat dengan sebab umum. Peristiwa yang terjadi berikut ini dapat dikategorikan sebagai sebab khusus Perang Dunia II.
            Sebab khusus pertama, tuntutan jerman untuk menguasai dunia. Nazi Jerman merupakan ancaman terhadap perdamaian dunia yang dimulai dengan menguasai Eropa. Dengan kepercayaan ras Jerman  yang unggul bangsa ini ditakdirkan untuk memimpin umat manusia.
            Sebab khusus kedua, tindakan agresi Negara totaliter Jerman, Italia dan Jepang antara lain: a. tahun 1931 Jepang menyerang Manchuria dan mendirikan Negara boneka Manchukuo; b. penyerbuan Italia ke Ethiopia tahun 1935, liga bangsa bangsa tidak berhasil menghalangi Negara ini; c. Rusia pada Kongres Komunis Internasional di Moskow bulan juli 1935 membuat suatu resolusi “mengutuk Jepang di Timur jauh dan Hitler di Eropa”.
            Sebab khusus yang ketiga, tindakan agresi Jerman sebelum meletusnya Perang Dunia II, sebagai pelaksanaan politik luar negerinya untuk menguasai Eropa secara bertahap Jerman menguasai/merebut: memenangkan plebisit diwilayah Saar tahun 1935; merebut Rhineland dari Prancis tahun 1936;  menguasai Austria pada tahun 1938; merebut Sudeten (propinsi Cekoslovakia) melalui Konferensi Munich tahun 1938.
Jalannya peperangan Perang Dunia II
            Dengan menggunakan taktik “Blitzkrieg”, Jerman dengan kecepatan luar biasa menyerbu daerah Polandia. Ketika tentara Jerman menyerang kearah timur, tentara Rusia sesuai dengan perjanjian Hitler-Stalin, menyerbu ke Barat. Jerman melaksanakan taktik strategis-psikologis dengan mengusulkan suatu rencana perdamaian dalam bidang ekonomi dengan harapan akan kesedian Inggris-Prancis mengembalikan daerah jajahannya, tetapi kedua Negara itu menolak dan tidak percaya kepada janji bohong Hitler.
            Pada bulan Juni 1940 sempurnalah Jerman menduduki seluruh Norwegia. Selanjutnya berturut-turut Jerman menyerang Belanda, Belgia dan Luxemburg. Terjadinya suatu pertentangan antara tentara Nazi dan tentara Prancis (Maginot Lini) dimana ada pendapat yang tidak akan dapat ditembus oleh tentara Jerman. Dengan secara tiba-tiba tentara Nazi mennghantam Prancis, menyerbu pertahanan di Sedan, mengelilingi Maginot Lini, memukul pasukan Inggris dari daratan di Duinkerken.
            Di Eropa Barat, Inggris membantu Prancis dalam membendung serangan Jerman. Tetapi sebagaimana diutarakan di atas bahwa tentara Inggris dalam pertempuran Duinkerken dalam keadaan terdesak terpaksa mengungsikan ribuan tentara Inggris dan Prancis menyeberangi selat Calais, bertempur sambil mundur. Memang kalau dilihat pada masa tahun 1941 itu kekuatan Jerman berada pada puncaknya karena luas wilayah bertambah, serta tenaga manusia juga lebih banyak. Kapal terbang, kapal selam armada laut puluhan banyaknya.
            Dalam pada itu, Jerman melakukan serbuan ke Rusia. Alasan Jerman menyerbu Rusia berarti menghianati perjanjian rahasia tidak saling menyerang selama 10 tahun yang ditanda tangani pada 23 Agustus 1939, adalah Jerman menuduh Rusia berkhianat mengancam daerah perbatasan dan melakukan propaganda anti Jerman dan menyebarkan faham komunisme.
Amerika Serikat dan Perannya Dalam Perang Dunia II
            Bagi Amerika, yang mana dalam Perang Dunia II ini menganut politik isolasi, tetapi tetap memperhatikan kehidupan rakyat Eropa. Sikap mengasingkan diri itu kemudia berubah setelah kenyataan bahwa Nazi ingin memperoleh kekuasaan di daratan Eropa. Pada tahun 1939 dikeluarkan Undang-Undang baru yang memperbolehkan penjualan alat perang tetapi secara tunai dan diambil sendiri. Keadaan Eropa akibat serangan Jerman tahun 1939, merupakan kesempatan baik bagi Jepang bertindak lebih agresif di Asia Timur. Sesudah menguasai Asia Timur tujuan Jepang menyerbu Asia Tenggara untuk menguasai bahan mentah sumber minyak dan karet, yang dikuasai oleh Inggris dan Amerika.
            Amerika sendiri mengeluarkan pengumuman bahwa setiap bangsa yang merebut sumber minyak tambang dan karet di Asia Tenggara berarti bermusuhan dengan Amerika. Amerika Serikat minta supaya Jepang menghormati politik pintu terbuka serta segera memutuskan hubungannya dengan Jerman dan Italia. Tetapi Jepang masih tetap politiknya untuk membentuk suatu kawasan Timur Raya dimana Jepang sebagai pemimpinnya. Jepang meminta supaya blockade ekonomi terhadap Asia dihapuskan. Inilah puncak ketegangan politik di Asia antara Amerika dan Jepang. Sementara pembicaraan berlangsung, secara mendadak Jepang melakukan serangan udara dan laut terhadap perlabuhan Mutiara (Pearl Harbour) di pulau Hawaii. Serangan itu terjadi pada hari Minggu tanggal 7 Desember 1941.
            Peristiwa itu sangat mengejutkan Presiden dan Rakyat Amerika, suatu penghianatan politik yang kejam, demikian Presiden Roosevelt dimuka Kongres Amerika Serikat. Roosevelt meminta supaya Kongres menerima suatu pengumuman perang kepada Jepang yang diajukan pada tanggal 8  Desember 1941. Pada tanggal 11 Desember 1941 negara sekutu Jepang, Jerman, Italia menyatakan perang kepada Amerika Serikat. Peristiwa Pearl Harbour cukup berat bagi Amerika karena hancur nya sebagian besar armada USA yang dalam rencana akan dikirim ke Asia Tenggara sebagai persiapan mempertahankan kawasan itu dari ancaman serangan Jepang. Perlu diketahui bahwa sewaktu Belanda diserang dan diduduki Jerman pada tahun 1940 diadakan perjanjian dengan Amerika Serikat bahwa Belanda minta bantuan pertahanan untuk daerah jajahannya di Nederland Indie (Indonesia).
Perang Dunia II di Asia Pasifik
            Keadaan perang di Eropa sampai dengan tahun 1941 akhir menunjukkan bahwa Jerman sedang mendapat kemenangan yang gilang gemilang. Eropa Barat dikuasai kecuali Inggris, Rusia diserang dimana terjadi pertempuran hebat dan Rusia melaksanakan perang gerilya. Di Asia mulai pula perang besar itu dengan diserangnya Pearl Harbour. Amerika secara resmi mengumumkan perang kepada Jepang dan sebaliknya sekutu Jepang juga mengumumkan perang kepada Amerika Serikat. Sementara itu Jepang sejak tangga 7-8 Desember 1941 memulai ekspansi besar-besaran di Asia Pasifik. Jepang merebut pulau Guam dan Waku, merupakan pukulan hebat bagi Amerika yang berarti suatu ancaman putusnya hubungan antara Amerika dan Timur Jauh.
            Sesudah menaklukan daratan Cina sebelum tahun 1941, serangan dilanjutkan ke Asia Tenggara, Asia Selatan dan kepulauan Pasifik termasuk Philipina. Selanjutnya Jepang sesudah menguasai Vietnam, merebut Thailand dari sini Jepang melancarkan serangan ke Malaya (Malaysia) dan Burma (Myanmar).
Perubahan Mendadak Perang Dunia II
            Pada tahun 1942 terjadi perubahan keadaan perang baik di Eropa maupun di Asia. Istilah lain mengatakan “The Turning Point”, titik balik, yang dimaksud sejak permulaan Jerman di Eropa Barat mengalami kemajuan pesat demikian juga Jepang di Asia Pasifik mendapat kemenangan, se Asia dan Pasifik dikuasai tentara Jepang kecuali Australia. Rusia sekalipun medapat kekalah besar akibat serbuan Jerman, namun beruang merah ini tetap memberikan perlawanan yang gagah berani. Tentara Soviet mulai mengadakan serangan balasan dan mendesak kembali tentara Nazi kegaris pertahanan di Eropa Timur, sepanjang garis pertahanan 1500 km.
            Tentara Jerman-Italia mendapat serangan dari Inggris dari timur dan Amerika dari Barat, Konperensi Casablanca memutuskan bahwa Jerman dan Italia harus menyerah tanpa syarat “The Uncondicional Surrender”. Selanjutnya sekutu menyerang Sicilia dan Italia, Jerman mencoba mempertahankan Napels tetapi gagal, maka Roma terbuka bagi tentara sekutu tahun 1944.
Akhir Perang Dunia II
            Sebuan sekutu ke Prancis: D Day. Usaha akhir sekutu untuk mengalahkan Jerman adalah serbuan ke Prancis di bawah pimpinan jenderal Eisenhower. Serangan ini telah dipersiapkan sebelumnya dengan matang dan teliti. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Jepang di bom atom oleh Amerika di kota Nagasaki dan Hirosima, setelah kaisar Jepang melihat bagaimana hebatnya daya hancur bom atom, maka diperintahkan supaya militer Jepang menyerah kepada sekutu.

Perubahan-perubahan Pasca PD II
            Perang Dunia II banyak membawa perubahan dalam dunia intelektual baik politik, ekonomi, sosial dan budaya serta ilmu pengetahuan. Ada empat perubahan yang dapat dikemukakan disini, yaitu:
1.      System kenegaraan yang pernah berlaku sesudah Perang Dunia I mengalami banyak perubahan atau hancur sama sekali. Prancis telah kehilangan kedudukannya  sebagai Negara kuat di Eropa. Inggris sebagai Negara laut yang dapat memaksakan kehendaknya untuk keseimbangan antara Negara-negara Eropa lainnya mengalami kemunduran total dalam segala bidang.
2.      Kedudukan kedua Negara di atas digantikan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet yang muncul menjadi raksasa dunia.
3.      Ditemukan senjata baru yang merubah sama sekali rencana militer lama dan terancam kedudukannya oleh senjata modern (atom).
4.      Timbul dan berkembangnya nasionalisme di Asia dan Afrika. Rakyat yang pernah dijajah bangsa Barat menuntut perbaikan nasib sendiri, dan lenyaplah imperialisme.
Beberapa Negara Besar Pasca PD II
Amerika Serikat
            Amerika Serikat keluar dari PD II sebagai Negara terkaya dan terkuat di dunia. Negara lain menjadi miskin akibat perang, tetapi Negara AS maju ketingkat yang lebih tinggi. Sampai tahun 1950 produksi industrinya bertambah dua kali lipat. Jumlah uang yang beredar tiga kali lipat. Uang deposito empat kali lebih besar. Dalam negeri kekuasaan federal lebih besar lagi.
Inggris
            Inggris mengalami banyak korban akibat PD II. Sejuta korban perang, kota hancur akibat bom-bom Jerman, armada dagang rusak total. Sehingga keluar dari PD II dalam keadaan sulit, tekanan ekonomi yang berat, tidak punya uang untuk biaya impor. Pada pemilu 1945 Partai Buruh mendapat kemenangan yang meyakinkan dengan suara 392 suara dari 640 kursi Majelis Rendah. Uang Poundsterling mengalami devaluasi, para konsumen dipaksa mengeluarkan uang untuk keperluan yang penting.
Prancis
            Setelah bebas dari penindasan Jerman, rakyat Prancis membubarkan pemerintahan Kolaborator di Vichy yang berkuasa di Prancis Selatan dari tahun 1940-1944 sewaktu serbuan tentara sekutu. Pada tahun 1946 diterapkan suatu konstitusi baru bagi Prancis yang mempertahankan pemerintahan lama, yang bersifat liberal. Dari tahun 1945-1954 Prancis mempunyai Sembilan belas pemerintahan yang tidak satupun pemerintahan itu yang berlangsung lebih dari tiga belas bulan.
Uni Soviet
            Uni Soviet (US) mengalami kerugian besar akibat PD II. Lebih dari dua puluh juta rakyat tewas. Seratus milyar dollar kerusakan harta benda. US menetapkan rencana Lima Tahun untuk pembangunan ekonomi, khususnya industry dan pertanian. Pelita Kelima diumumkan tahun 1952 untuk mekanisasi pertambangan, otomatisir serta intensivir produksi serta memperluas perkebunan. Pada Pelita Keenam, untuk memenuhi kebutuhan Negara satelit, yang direncanakan pada tahun 1956-1960.
Jerman dan Italia Pasca PD II
Jerman
            Hitler istilah Jerman pada masa kekuasaannya sebagai Negara ketiga yang dibanggakan umurnya beribu-ribu tahun ternyata hanya bertahan 12 tahun. Bangsa Jerman membayar sangat mahal dalam pengapdiannya kepada dictator asal Austria itu. Tidak kurang dari 10 juta rakyat mati, jutaan menderita kemiskinan, kelaparan. Kekayaan Jerman habis ludes akibat serangan sekutu. Jerman dibersihkan dari pengaruh Nazi serta pemerintahan yang diletakkan Hitler dirombak dan diletakakan dasar pemerintahan yang demokratis, sesuai dengan Yalta Konsperensi.
Italia
            Italia turut serta dalam Perang Dunia II dipihak Jerman ketika Italia mengumumkan perang kepada Prancis pada tahun 1940. Italia mengalami keadaan yang sangat sulit dalam kehidupan perekonomian, kehilangan jajahan di Afrika, keruwetan dalam politik pemerintahan dan kesejahteraan rakyat, pada bulan Juni 1946 dengan resmi Italia meninggalkan bentuk kerajaan menjadi suatu republic.

Sumber         
·         Hamidi Rasyid, Riadi Sugeng. 1992. “ Sejarah Eropa Terbaru”. Penerbit : Ikip Muhammadiyah Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar