PERANG DUNIA II
(1939-1945)
A. Pendahuluan
Sebelum kita
membicarakan tentang Perang Dunia II, sebaiknya ditinjau terlebih dahulu
peta dunia eropa sebelum Perang Dunia II sebagai gambaran singkat serta
kesimpulan dari apa yang diuraikan sebelum ini.
Dilihat dari Perang
Dunia I, ada Negara-negara menang, seperti Prancis, Inggris, Amerika dan
Italia. Negara-negara kalah, seperti: Jerman, Austria, Hongaria dan
Turki. Sedang Rusia lebih dulu mengadakan perdamaian dengan Jerman di
Brest Litovsk. Dilihat dari segi politisi ideology timbul dan
berkembangnya Negara Demokrasi dan Kapitalis, seperti: Amerika, Inggris,
Prancis dan Skandinavia. Dan timbulnya Negara-negara Totaliter,
seperti: Jerman (Naziisme), Italia (Fasisme), Jepang (Militerisme), dan
Rusia (Komunisme).
Sebab-sebab Perang Dunia II
Sebab umum pertama, dapat dilihat dari segi ekonomi nasional Negara
Eropa yang erat kaitannya dengan perjanjian Versailles dan krisis
ekonomi Eropa/Dunia. Sebab ekonomi ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. gagalnya Negara demokrasi untuk mencapai stabilisasi politik dan
ekonomi akibat kemerosotan ahlak Negara di dunia dan kesengsaraan dan
kegelisahan di antara bangsa di dunia; b.jerman, Italia dan Jepang
menamakan diri mereka bangsa yang miskin karena Negara demokrasi tidak
memberikan kesempatan dalam menikmati bahan mentah dan pasaran dunia; c.
Negara Eropa Amerika menginginkan neraca perdagangan yang menguntungkan
sehingga melancarkan perang Ekonomi dengan pajak yang tinggi
(proteksi), mempertahankan nilai uang.
Sebab umum kedua,
anarki Internasional dan Militerisme, seperti: a. adanya persekutuan dan
perjanjian diplomatic antara Negara-negara yang merasa kecewa; b.
kegagalan Liga Bangsa Bangsa dalam perlucutan senjata, menyebabkan
Negara-negara mempersiapkan diri untuk mempersenjatai negaranya untuk
memperkuat diri sehingga anggaran biaya untuk persenjataan meningkat
tajam pada setiap Negara.
Sebab umum ketiga, adalah
pertentangan ideology. Timbulnya pertentangan tajam antara Negara
demokrasi (Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat) dengan negara
totaliter Nazi Jerman dan Fasis Italia. Negara totaliter menuduh bahwa
Negara demokrasi telah gagal dalam memecahkan kesulitan ekonomi. Mereka
mengatakan bahwa system totaliter akan dapat menciptakan suatu tertib
masyarakat yang secara logis bagi dunia baru.
Sebab umum
keempat, kesukaran psikologis. Secara psikologis dapat dirasakan bahwa
adanya kekosongan mengenai kepentingan bersama umat manusia sebagai
suatu kegagalan besar bahwa pendidikan belum dapat meyakini orang untuk
menganggap perang sebagai suatu hal yang tidak sesuai lagi dalam
masyarakat yang telah mempunyai peradaban tinggi.
Sebab Khusus
Sebab khusus ini dilihat dari beberapa kejadian yang bersifat politis
militer yang terjadi sebelum Perang Dunia II meletus. Sebab khusus ini
juga ada kaitan erat dengan sebab umum. Peristiwa yang terjadi berikut
ini dapat dikategorikan sebagai sebab khusus Perang Dunia II.
Sebab khusus pertama, tuntutan jerman untuk menguasai dunia. Nazi
Jerman merupakan ancaman terhadap perdamaian dunia yang dimulai dengan
menguasai Eropa. Dengan kepercayaan ras Jerman yang unggul bangsa ini
ditakdirkan untuk memimpin umat manusia.
Sebab khusus
kedua, tindakan agresi Negara totaliter Jerman, Italia dan Jepang antara
lain: a. tahun 1931 Jepang menyerang Manchuria dan mendirikan Negara
boneka Manchukuo; b. penyerbuan Italia ke Ethiopia tahun 1935, liga
bangsa bangsa tidak berhasil menghalangi Negara ini; c. Rusia pada
Kongres Komunis Internasional di Moskow bulan juli 1935 membuat suatu
resolusi “mengutuk Jepang di Timur jauh dan Hitler di Eropa”.
Sebab khusus yang ketiga, tindakan agresi Jerman sebelum meletusnya
Perang Dunia II, sebagai pelaksanaan politik luar negerinya untuk
menguasai Eropa secara bertahap Jerman menguasai/merebut: memenangkan
plebisit diwilayah Saar tahun 1935; merebut Rhineland dari Prancis tahun
1936; menguasai Austria pada tahun 1938; merebut Sudeten (propinsi
Cekoslovakia) melalui Konferensi Munich tahun 1938.
Jalannya peperangan Perang Dunia II
Dengan menggunakan taktik “Blitzkrieg”, Jerman dengan kecepatan luar
biasa menyerbu daerah Polandia. Ketika tentara Jerman menyerang kearah
timur, tentara Rusia sesuai dengan perjanjian Hitler-Stalin, menyerbu ke
Barat. Jerman melaksanakan taktik strategis-psikologis dengan
mengusulkan suatu rencana perdamaian dalam bidang ekonomi dengan harapan
akan kesedian Inggris-Prancis mengembalikan daerah jajahannya, tetapi
kedua Negara itu menolak dan tidak percaya kepada janji bohong Hitler.
Pada bulan Juni 1940 sempurnalah Jerman menduduki seluruh Norwegia.
Selanjutnya berturut-turut Jerman menyerang Belanda, Belgia dan
Luxemburg. Terjadinya suatu pertentangan antara tentara Nazi dan tentara
Prancis (Maginot Lini) dimana ada pendapat yang tidak akan dapat
ditembus oleh tentara Jerman. Dengan secara tiba-tiba tentara Nazi
mennghantam Prancis, menyerbu pertahanan di Sedan, mengelilingi Maginot
Lini, memukul pasukan Inggris dari daratan di Duinkerken.
Di Eropa Barat, Inggris membantu Prancis dalam membendung serangan
Jerman. Tetapi sebagaimana diutarakan di atas bahwa tentara Inggris
dalam pertempuran Duinkerken dalam keadaan terdesak terpaksa
mengungsikan ribuan tentara Inggris dan Prancis menyeberangi selat
Calais, bertempur sambil mundur. Memang kalau dilihat pada masa tahun
1941 itu kekuatan Jerman berada pada puncaknya karena luas wilayah
bertambah, serta tenaga manusia juga lebih banyak. Kapal terbang, kapal
selam armada laut puluhan banyaknya.
Dalam pada itu,
Jerman melakukan serbuan ke Rusia. Alasan Jerman menyerbu Rusia berarti
menghianati perjanjian rahasia tidak saling menyerang selama 10 tahun
yang ditanda tangani pada 23 Agustus 1939, adalah Jerman menuduh Rusia
berkhianat mengancam daerah perbatasan dan melakukan propaganda anti
Jerman dan menyebarkan faham komunisme.
Amerika Serikat dan Perannya Dalam Perang Dunia II
Bagi Amerika, yang mana dalam Perang Dunia II ini menganut politik
isolasi, tetapi tetap memperhatikan kehidupan rakyat Eropa. Sikap
mengasingkan diri itu kemudia berubah setelah kenyataan bahwa Nazi ingin
memperoleh kekuasaan di daratan Eropa. Pada tahun 1939 dikeluarkan
Undang-Undang baru yang memperbolehkan penjualan alat perang tetapi
secara tunai dan diambil sendiri. Keadaan Eropa akibat serangan Jerman
tahun 1939, merupakan kesempatan baik bagi Jepang bertindak lebih
agresif di Asia Timur. Sesudah menguasai Asia Timur tujuan Jepang
menyerbu Asia Tenggara untuk menguasai bahan mentah sumber minyak dan
karet, yang dikuasai oleh Inggris dan Amerika.
Amerika
sendiri mengeluarkan pengumuman bahwa setiap bangsa yang merebut sumber
minyak tambang dan karet di Asia Tenggara berarti bermusuhan dengan
Amerika. Amerika Serikat minta supaya Jepang menghormati politik pintu
terbuka serta segera memutuskan hubungannya dengan Jerman dan Italia.
Tetapi Jepang masih tetap politiknya untuk membentuk suatu kawasan Timur
Raya dimana Jepang sebagai pemimpinnya. Jepang meminta supaya blockade
ekonomi terhadap Asia dihapuskan. Inilah puncak ketegangan politik di
Asia antara Amerika dan Jepang. Sementara pembicaraan berlangsung,
secara mendadak Jepang melakukan serangan udara dan laut terhadap
perlabuhan Mutiara (Pearl Harbour) di pulau Hawaii. Serangan itu terjadi
pada hari Minggu tanggal 7 Desember 1941.
Peristiwa itu
sangat mengejutkan Presiden dan Rakyat Amerika, suatu penghianatan
politik yang kejam, demikian Presiden Roosevelt dimuka Kongres Amerika
Serikat. Roosevelt meminta supaya Kongres menerima suatu pengumuman
perang kepada Jepang yang diajukan pada tanggal 8 Desember 1941. Pada
tanggal 11 Desember 1941 negara sekutu Jepang, Jerman, Italia menyatakan
perang kepada Amerika Serikat. Peristiwa Pearl Harbour cukup berat bagi
Amerika karena hancur nya sebagian besar armada USA yang dalam rencana
akan dikirim ke Asia Tenggara sebagai persiapan mempertahankan kawasan
itu dari ancaman serangan Jepang. Perlu diketahui bahwa sewaktu Belanda
diserang dan diduduki Jerman pada tahun 1940 diadakan perjanjian dengan
Amerika Serikat bahwa Belanda minta bantuan pertahanan untuk daerah
jajahannya di Nederland Indie (Indonesia).
Perang Dunia II di Asia Pasifik
Keadaan perang di Eropa sampai dengan tahun 1941 akhir menunjukkan
bahwa Jerman sedang mendapat kemenangan yang gilang gemilang. Eropa
Barat dikuasai kecuali Inggris, Rusia diserang dimana terjadi
pertempuran hebat dan Rusia melaksanakan perang gerilya. Di Asia mulai
pula perang besar itu dengan diserangnya Pearl Harbour. Amerika secara
resmi mengumumkan perang kepada Jepang dan sebaliknya sekutu Jepang juga
mengumumkan perang kepada Amerika Serikat. Sementara itu Jepang sejak
tangga 7-8 Desember 1941 memulai ekspansi besar-besaran di Asia Pasifik.
Jepang merebut pulau Guam dan Waku, merupakan pukulan hebat bagi
Amerika yang berarti suatu ancaman putusnya hubungan antara Amerika dan
Timur Jauh.
Sesudah menaklukan daratan Cina sebelum tahun
1941, serangan dilanjutkan ke Asia Tenggara, Asia Selatan dan kepulauan
Pasifik termasuk Philipina. Selanjutnya Jepang sesudah menguasai
Vietnam, merebut Thailand dari sini Jepang melancarkan serangan ke
Malaya (Malaysia) dan Burma (Myanmar).
Perubahan Mendadak Perang Dunia II
Pada tahun 1942 terjadi perubahan keadaan perang baik di Eropa maupun
di Asia. Istilah lain mengatakan “The Turning Point”, titik balik, yang
dimaksud sejak permulaan Jerman di Eropa Barat mengalami kemajuan pesat
demikian juga Jepang di Asia Pasifik mendapat kemenangan, se Asia dan
Pasifik dikuasai tentara Jepang kecuali Australia. Rusia sekalipun
medapat kekalah besar akibat serbuan Jerman, namun beruang merah ini
tetap memberikan perlawanan yang gagah berani. Tentara Soviet mulai
mengadakan serangan balasan dan mendesak kembali tentara Nazi kegaris
pertahanan di Eropa Timur, sepanjang garis pertahanan 1500 km.
Tentara Jerman-Italia mendapat serangan dari Inggris dari timur dan
Amerika dari Barat, Konperensi Casablanca memutuskan bahwa Jerman dan
Italia harus menyerah tanpa syarat “The Uncondicional Surrender”.
Selanjutnya sekutu menyerang Sicilia dan Italia, Jerman mencoba
mempertahankan Napels tetapi gagal, maka Roma terbuka bagi tentara
sekutu tahun 1944.
Akhir Perang Dunia II
Sebuan sekutu
ke Prancis: D Day. Usaha akhir sekutu untuk mengalahkan Jerman adalah
serbuan ke Prancis di bawah pimpinan jenderal Eisenhower. Serangan ini
telah dipersiapkan sebelumnya dengan matang dan teliti. Pada tanggal 6
dan 9 Agustus 1945 Jepang di bom atom oleh Amerika di kota Nagasaki dan
Hirosima, setelah kaisar Jepang melihat bagaimana hebatnya daya hancur
bom atom, maka diperintahkan supaya militer Jepang menyerah kepada
sekutu.
Perubahan-perubahan Pasca PD II
Perang
Dunia II banyak membawa perubahan dalam dunia intelektual baik politik,
ekonomi, sosial dan budaya serta ilmu pengetahuan. Ada empat perubahan
yang dapat dikemukakan disini, yaitu:
1. System kenegaraan yang
pernah berlaku sesudah Perang Dunia I mengalami banyak perubahan atau
hancur sama sekali. Prancis telah kehilangan kedudukannya sebagai
Negara kuat di Eropa. Inggris sebagai Negara laut yang dapat memaksakan
kehendaknya untuk keseimbangan antara Negara-negara Eropa lainnya
mengalami kemunduran total dalam segala bidang.
2. Kedudukan kedua Negara di atas digantikan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet yang muncul menjadi raksasa dunia.
3.
Ditemukan senjata baru yang merubah sama sekali rencana militer lama
dan terancam kedudukannya oleh senjata modern (atom).
4. Timbul
dan berkembangnya nasionalisme di Asia dan Afrika. Rakyat yang pernah
dijajah bangsa Barat menuntut perbaikan nasib sendiri, dan lenyaplah
imperialisme.
Beberapa Negara Besar Pasca PD II
Amerika Serikat
Amerika Serikat keluar dari PD II sebagai Negara terkaya dan terkuat di
dunia. Negara lain menjadi miskin akibat perang, tetapi Negara AS maju
ketingkat yang lebih tinggi. Sampai tahun 1950 produksi industrinya
bertambah dua kali lipat. Jumlah uang yang beredar tiga kali lipat. Uang
deposito empat kali lebih besar. Dalam negeri kekuasaan federal lebih
besar lagi.
Inggris
Inggris mengalami banyak korban
akibat PD II. Sejuta korban perang, kota hancur akibat bom-bom Jerman,
armada dagang rusak total. Sehingga keluar dari PD II dalam keadaan
sulit, tekanan ekonomi yang berat, tidak punya uang untuk biaya impor.
Pada pemilu 1945 Partai Buruh mendapat kemenangan yang meyakinkan dengan
suara 392 suara dari 640 kursi Majelis Rendah. Uang Poundsterling
mengalami devaluasi, para konsumen dipaksa mengeluarkan uang untuk
keperluan yang penting.
Prancis
Setelah bebas dari
penindasan Jerman, rakyat Prancis membubarkan pemerintahan Kolaborator
di Vichy yang berkuasa di Prancis Selatan dari tahun 1940-1944 sewaktu
serbuan tentara sekutu. Pada tahun 1946 diterapkan suatu konstitusi baru
bagi Prancis yang mempertahankan pemerintahan lama, yang bersifat
liberal. Dari tahun 1945-1954 Prancis mempunyai Sembilan belas
pemerintahan yang tidak satupun pemerintahan itu yang berlangsung lebih
dari tiga belas bulan.
Uni Soviet
Uni Soviet (US)
mengalami kerugian besar akibat PD II. Lebih dari dua puluh juta rakyat
tewas. Seratus milyar dollar kerusakan harta benda. US menetapkan
rencana Lima Tahun untuk pembangunan ekonomi, khususnya industry dan
pertanian. Pelita Kelima diumumkan tahun 1952 untuk mekanisasi
pertambangan, otomatisir serta intensivir produksi serta memperluas
perkebunan. Pada Pelita Keenam, untuk memenuhi kebutuhan Negara satelit,
yang direncanakan pada tahun 1956-1960.
Jerman dan Italia Pasca PD II
Jerman
Hitler istilah Jerman pada masa kekuasaannya sebagai Negara ketiga yang
dibanggakan umurnya beribu-ribu tahun ternyata hanya bertahan 12 tahun.
Bangsa Jerman membayar sangat mahal dalam pengapdiannya kepada dictator
asal Austria itu. Tidak kurang dari 10 juta rakyat mati, jutaan
menderita kemiskinan, kelaparan. Kekayaan Jerman habis ludes akibat
serangan sekutu. Jerman dibersihkan dari pengaruh Nazi serta
pemerintahan yang diletakkan Hitler dirombak dan diletakakan dasar
pemerintahan yang demokratis, sesuai dengan Yalta Konsperensi.
Italia
Italia turut serta dalam Perang Dunia II dipihak Jerman ketika Italia
mengumumkan perang kepada Prancis pada tahun 1940. Italia mengalami
keadaan yang sangat sulit dalam kehidupan perekonomian, kehilangan
jajahan di Afrika, keruwetan dalam politik pemerintahan dan
kesejahteraan rakyat, pada bulan Juni 1946 dengan resmi Italia
meninggalkan bentuk kerajaan menjadi suatu republic.
Sumber
· Hamidi Rasyid, Riadi Sugeng. 1992. “ Sejarah Eropa Terbaru”. Penerbit : Ikip Muhammadiyah Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar